Kronologi Turis Asing Ditipu Agen Travel di Labuan Bajo

Travel38 Views

Kronologi Turis Asing Ditipu Agen Travel di Labuan Bajo Kawasan wisata Labuan Bajo kembali menjadi sorotan setelah mencuatnya kasus penipuan terhadap 20 wisatawan, termasuk 13 warga negara asing asal Amerika Serikat dan 7 wisatawan domestik. Kasus ini mencoreng citra pariwisata nasional yang tengah dibangun dan menimbulkan kekhawatiran akan lemahnya regulasi jasa travel di destinasi unggulan Indonesia.

Awal Kejadian Agen Travel: Janji Liburan Eksklusif

Paket Wisata Tiga Hari Dua Malam

Para wisatawan membeli paket wisata tiga hari dua malam ke Taman Nasional Komodo melalui agen Gratio Tour and Travel (GTAT) dengan kapal milik operator Zada Ulla. Harga yang dibayarkan mencapai Rp101 juta dan telah lunas dibayarkan oleh para peserta trip.

Harapan Tinggi Bertemu Kekecewaan Agen Travel

Tanggal 2 Juni 2025, rombongan dijadwalkan berangkat dari Pelabuhan Marina Labuan Bajo. Namun, saat tiba di lokasi, pihak kapal menolak memberangkatkan wisatawan karena biaya perjalanan belum lunas dibayar oleh agen travel ke pihak kapal. Dari total yang seharusnya dibayar, GTAT baru melunasi sekitar Rp24,3 juta.

Mediasi dan Keputusan Mendesak Agen Travel

Intervensi Pihak Kepolisian

Para wisatawan yang merasa ditipu langsung melaporkan kejadian ini ke Polres Manggarai Barat. Polisi segera memfasilitasi mediasi antara wisatawan, pihak kapal, dan agen travel yang terlibat.

Kapal Berangkat Demi Wisatawan

Setelah melalui perdebatan dan pertimbangan, pihak kapal akhirnya setuju untuk tetap memberangkatkan rombongan wisatawan, meskipun pembayaran belum dilunasi. Keputusan ini diambil demi menghindari eskalasi masalah dan menjaga citra Labuan Bajo.

Tanggapan dari Pemerintah dan Otoritas Pariwisata

Permintaan Maaf dari Bupati Manggarai Barat

Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas kejadian tersebut dan menyebut peristiwa ini mencederai citra pariwisata nasional. Ia menekankan pentingnya penertiban terhadap agen perjalanan yang tidak berizin dan tidak bertanggung jawab.

BPOLBF Buka Suara

Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh, mengapresiasi kebijakan pihak kapal dan mengimbau para pelaku industri wisata di Labuan Bajo untuk lebih transparan dan profesional dalam menjalankan bisnisnya.

Asita: GTAT Tidak Berizin

Ketua DPD Asita Nusa Tenggara Timur, Oyan Kristian, mengonfirmasi bahwa GTAT tidak memiliki izin operasional resmi sebagai agen perjalanan wisata. Hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap bisnis daring yang tidak memiliki kantor fisik.

Testimoni dan Harapan Wisatawan Tentang Agen Travel

Pengalaman Agen Travel yang Pahit tapi Menginspirasi

Salah satu korban, Ruth Krisnianti Utami, WNI yang tinggal di Amerika Serikat, mengungkapkan kekecewaannya. Ia berharap pelaku penipuan bisa ditindak secara hukum agar tidak ada lagi wisatawan yang menjadi korban di masa depan.

Tetap Menikmati Keindahan Komodo

Meskipun ditimpa insiden buruk, rombongan wisatawan tetap mengapresiasi keindahan Taman Nasional Komodo. Mereka menyampaikan bahwa pengalaman buruk tersebut tidak mengurangi rasa kagum terhadap alam dan keramahan warga lokal.

Imbauan untuk Wisatawan dan Stakeholder Pariwisata

Tips Menghindari Agen Travel Bodong

  • Periksa legalitas dan izin resmi agen perjalanan
  • Pastikan agen memiliki kantor fisik atau mitra lokal
  • Cek ulasan dan reputasi di platform wisata terpercaya
  • Lakukan pembayaran dengan metode yang terlacak
  • Hindari transaksi mendadak tanpa kontrak tertulis

Peran Penting Pemerintah dan Asosiasi

Pemerintah daerah dan asosiasi seperti Asita harus meningkatkan verifikasi dan regulasi terhadap semua agen wisata di kawasan prioritas seperti Labuan Bajo. Pendataan dan audit berkala bisa menjadi langkah awal dalam memastikan wisata yang aman dan terpercaya.

Momentum Perbaikan Tata Kelola Wisata

Kisah pilu para wisatawan yang menjadi korban penipuan travel di Labuan Bajo seharusnya menjadi cermin bagi seluruh pemangku kepentingan pariwisata. Diperlukan kolaborasi lintas sektor—pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat—untuk memperkuat sistem pengawasan dan memastikan kenyamanan serta keamanan setiap wisatawan yang datang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *