Di balik megahnya Candi Borobudur dan Prambanan yang mendunia, Indonesia menyimpan sejarah yang jauh lebih tua dari yang selama ini kita kenal. Beberapa candi di nusantara ternyata menyimpan rahasia masa lalu yang bahkan diyakini lebih tua dari bangunan peninggalan Dinasti Syailendra. Artikel ini akan mengulas secara detail tentang candi tertua di Indonesia, dari asal-usul arkeologis, konteks sejarah, hingga makna budaya yang tersembunyi di balik batu-batu kunonya. Ditulis dalam gaya investigatif khas jurnalis berita viral, kita akan menyusuri bukti peradaban yang terkubur oleh waktu dan tak banyak dikenal publik.
Candi Tertua di Indonesia: Candi Batujaya, Karawang

Candi Batujaya terletak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Situs ini pertama kali ditemukan oleh arkeolog Belanda pada awal abad ke-20, namun baru pada dekade 1980-an ekskavasi besar-besaran dilakukan oleh tim arkeologi Universitas Indonesia. Kompleks ini tersebar di area seluas lebih dari 5 hektar dan terdiri dari puluhan struktur stupa, vihara, dan bangunan berbahan bata kuno.
Usia dan Bukti Arkeologis
Diperkirakan berasal dari abad ke-5 hingga ke-7 Masehi, Candi Batujaya diyakini sebagai candi Buddha tertua di Indonesia, bahkan lebih tua dari Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-8. Karakteristik bata yang digunakan berbeda dari candi-candi lain di Jawa, karena mengandung jerami, sekam padi, dan tanah liat yang mengindikasikan teknik pembangunan purba.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa Batujaya adalah pusat ajaran Buddha Mahayana pada masa awal persebaran agama tersebut ke Nusantara.
Keunikan Arsitektur
Tidak seperti candi pada umumnya yang dibangun dari batu andesit, Candi Batujaya terbuat hampir seluruhnya dari batu bata. Bentuknya pun tidak simetris dan lebih sederhana, mencerminkan fungsi ritual keagamaan daripada pertunjukan kekuasaan. Struktur Candi Jiwa dan Candi Blandongan menjadi dua bangunan utama yang bisa dikunjungi hingga hari ini.
Candi-Candi Tua Lainnya yang Sering Terabaikan
Candi Muaro Jambi, Jambi

Candi Muaro Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari dan merupakan salah satu kompleks percandian terluas di Asia Tenggara. Dibangun antara abad ke-7 hingga 12 Masehi oleh Kerajaan Melayu, situs ini menunjukkan bahwa Sumatra pernah menjadi pusat pengajaran Buddha yang penting, bahkan disebut dalam catatan pelancong Tiongkok seperti I-Tsing.
Candi Gunung Wukir (Canggal), Magelang

Lokasi penemuan Prasasti Canggal yang bertanggal 732 M. Candi ini dianggap sebagai monumen Hindu tertua di Jawa dan menjadi tonggak awal berdirinya Mataram Kuno. Arsitekturnya sederhana, namun prasasti yang ditemukan menjadi saksi penting perkembangan Hindu di Nusantara.
Candi Bojongmenje, Bandung

Terletak di Ciparay, Kabupaten Bandung, Candi Bojongmenje ditemukan tahun 2002 dan diperkirakan dibangun pada abad ke-7. Penelitian menunjukkan bahwa candi ini lebih tua dari banyak candi di Jawa Tengah dan menjadi bukti awal peradaban Hindu di tanah Sunda.
Signifikansi Budaya dan Sejarah
Simbol Awal Masuknya Agama Besar ke Nusantara
Candi-candi tua menjadi bukti konkret awal masuknya ajaran Hindu dan Buddha ke Indonesia. Mereka bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan, filsafat, dan kebudayaan. Ini menandakan bahwa interaksi global antara Nusantara dan India telah terjadi jauh sebelum era kolonial.
Warisan Arkeologi yang Terlupakan
Sayangnya, banyak dari candi-candi tertua ini tidak mendapatkan perhatian layak dari pemerintah maupun publik. Minimnya promosi, keterbatasan infrastruktur, dan masih rendahnya minat wisatawan membuat situs-situs ini nyaris luput dari radar destinasi sejarah nasional.
Potensi Wisata Sejarah yang Belum Digali
Edukasi dan Pariwisata Berbasis Sejarah
Pengembangan destinasi wisata sejarah berbasis edukasi menjadi kunci untuk menghidupkan kembali candi-candi tua ini. Dengan narasi sejarah yang kuat dan pendekatan digital (AR/VR), candi-candi seperti Batujaya dan Muaro Jambi bisa menjadi laboratorium hidup bagi pelajar, peneliti, dan wisatawan domestik maupun asing.
Komunitas Lokal dan Revitalisasi Situs
Keterlibatan masyarakat sekitar dalam pelestarian dan penyambutan wisatawan bisa meningkatkan ekonomi lokal. Inisiatif seperti homestay sejarah, pertunjukan budaya, dan kuliner khas bisa menjadi nilai tambah yang mendorong kebangkitan wisata sejarah Indonesia.
Saatnya Menengok Akar Peradaban
Di tengah gegap gempita promosi wisata modern, saatnya kita menoleh ke masa lalu. Candi-candi tertua di Indonesia bukan hanya simbol kejayaan masa silam, tapi juga pelajaran penting tentang akar budaya bangsa. Jika dikelola dengan baik, situs-situs ini bisa menjadi destinasi wisata sejarah berkelas dunia yang menyatukan masa lalu dan masa depan dalam satu perjalanan.