Sindrom Nefrotik pada Anak Lebih Banyak di Usia 1-7 Tahun Sindrom nefrotik merupakan salah satu gangguan ginjal serius yang cukup sering terjadi pada anak-anak, terutama di rentang usia 1-7 tahun. Penyakit ini ditandai dengan gejala khas berupa bengkak (edema), proteinuria (keluarnya protein dalam urin), kadar albumin rendah dalam darah, dan kadar lemak darah tinggi. Dalam beberapa dekade terakhir, dokter anak dan nefrolog anak terus menyoroti pentingnya deteksi dini, tata laksana yang tepat, serta edukasi bagi orang tua tentang sindrom nefrotik demi mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup anak yang terdampak.
Mengenal Sindrom Nefrotik pada Anak
Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala yang muncul akibat gangguan pada fungsi penyaringan ginjal (glomerulus), sehingga protein yang seharusnya bertahan dalam darah malah keluar bersama urin.
Gejala Khas Sindrom Nefrotik
Menurut dr. Rita Puspitasari, Sp.A(K), dokter spesialis anak konsultan ginjal di Jakarta, gejala utama pada anak meliputi:
- Bengkak (edema), terutama di wajah (sekitar mata), perut, tungkai, dan kaki.
- Urin berbusa akibat tingginya protein yang keluar.
- Kelelahan dan nafsu makan menurun.
- Berat badan naik drastis akibat penumpukan cairan.
Penyebab Sindrom Nefrotik pada Anak
Sebagian besar kasus sindrom nefrotik pada anak dikategorikan sebagai idiopatik atau tidak diketahui penyebab pastinya. Namun, ada beberapa faktor risiko:
- Kelainan genetik
- Infeksi (misal hepatitis, HIV)
- Penyakit autoimun
- Paparan obat-obatan tertentu
Di Indonesia, kasus idiopatik—terutama tipe minimal change disease—merupakan bentuk paling sering dijumpai.
Mengapa Sindrom Nefrotik Banyak Terjadi di Usia 1-7 Tahun?
Kerentanan Sistem Imun dan Ginjal Anak
Ginjal anak usia 1-7 tahun masih berkembang. Pada usia ini, struktur glomerulus belum sekuat ginjal dewasa, sehingga lebih rentan mengalami kebocoran protein. Selain itu, sistem imun anak yang masih belajar beradaptasi kadang “salah target” dan justru merusak sel ginjal.
Data Epidemiologi dan Studi Kesehatan
Beberapa studi di Asia menunjukkan insidensi paling tinggi terjadi di rentang usia balita hingga anak pra-sekolah. Angka kejadiannya berkisar 1-7 per 100.000 anak per tahun. Laki-laki sedikit lebih banyak dibanding perempuan pada kelompok usia ini.
Dampak Jangka Pendek dan Panjang Sindrom Nefrotik
Risiko Komplikasi Akut
Sindrom nefrotik dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti:
- Infeksi berat (karena protein darah yang turun menurunkan daya tahan tubuh)
- Penggumpalan darah (tromboemboli)
- Gagal ginjal akut
- Hipertensi
Dampak Jangka Panjang
Jika tidak tertangani dengan baik, dapat berkembang menjadi penyakit ginjal kronik. Anak harus menjalani pengobatan jangka panjang dan rutin kontrol ke dokter spesialis ginjal anak.
Proses Diagnosis Sindrom Nefrotik pada Anak
Pemeriksaan Klinis dan Laboratorium
Diagnosis ditegakkan melalui:
- Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi edema.
- Tes urin untuk proteinuria.
- Tes darah untuk kadar albumin, kolesterol, dan fungsi ginjal.
- Tes lanjutan jika diduga ada komplikasi atau penyebab sekunder.
Kapan Harus Ke Dokter?
Segera bawa anak ke dokter bila ada bengkak mendadak di wajah/kaki, urin berbusa, atau anak terlihat lesu tanpa sebab jelas. Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.
Tata Laksana Sindrom Nefrotik pada Anak
Terapi Kortikosteroid sebagai Standar Utama
Sebagian besar kasus idiopatik pada anak merespons baik terapi kortikosteroid (misal prednison). Terapi ini biasanya berlangsung 6-12 minggu dengan penyesuaian dosis bertahap sesuai respons pasien.
Perawatan Pendukung dan Nutrisi
- Pembatasan garam dan cairan bila bengkak berat.
- Nutrisi cukup protein, rendah lemak jenuh, tinggi kalori untuk mendukung tumbuh kembang.
- Imunisasi sesuai jadwal, kecuali vaksin hidup selama imunosupresi.
Penanganan Relaps atau Resisten
Sebagian anak bisa mengalami relaps (kambuh) atau resisten terhadap steroid. Dokter dapat memberikan imunosupresan tambahan seperti siklosporin, MMF, atau rituximab sesuai indikasi.
Peran Orang Tua dalam Perawatan Anak Sindrom Nefrotik
Pemantauan di Rumah
Orang tua perlu memantau:
- Bengkak dan berat badan anak
- Jumlah dan karakteristik urin
- Konsumsi obat sesuai anjuran dokter
- Tanda-tanda infeksi (demam, batuk, lesu)
Edukasi dan Dukungan Psikologis
Dukungan moral dan psikologis sangat penting, karena pengobatan bisa panjang dan menguras energi anak maupun keluarga. Konsultasi rutin ke dokter dan komunitas pendukung bisa membantu meringankan beban emosional.
Pencegahan dan Prognosis Sindrom Nefrotik
Pencegahan Relaps
- Minum obat teratur
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan
- Hindari infeksi
- Penuhi kebutuhan gizi harian
Prognosis Jangka Panjang
Mayoritas anak dengan idiopatik memiliki prognosis baik jika diagnosis dan terapi diberikan tepat waktu. Namun, sebagian kecil bisa berkembang menjadi penyakit ginjal kronik dan membutuhkan pemantauan jangka panjang.
Waspadai Sindrom Nefrotik pada Anak Usia 1-7 Tahun
Paling banyak menyerang anak usia 1-7 tahun, terutama karena kerentanan ginjal dan sistem imun mereka. Deteksi dini, pengobatan tepat, dan pemantauan ketat oleh orang tua menjadi kunci utama mencegah komplikasi serius. Jika anak mengalami bengkak, urin berbusa, atau keluhan serupa, segera konsultasikan ke dokter spesialis anak. Kesehatan ginjal anak adalah investasi masa depan yang tak ternilai.