Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya… Jakarta – Penyakit rabies selama ini dikenal sebagai salah satu infeksi paling mematikan yang bisa menyerang manusia, terutama akibat gigitan hewan penular seperti anjing, kucing, atau kera. Masyarakat kerap mengira bahwa tanda awal rabies pasti disertai demam tinggi. Faktanya, gejala rabies tidak selalu diawali demam dan bisa sangat bervariasi sehingga sering kali luput dari perhatian. Apa saja gejala rabies yang wajib diwaspadai dan bagaimana penjelasan medisnya? Berikut ulasan lengkapnya.
Mengenal Penyakit Rabies dan Cara Penularannya
Apa Itu Rabies?
Rabies adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus rabies dari genus Lyssavirus. Virus ini menyerang sistem saraf pusat dan hampir selalu berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Penularan utama terjadi lewat gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, terutama anjing, kucing, dan kera.
Cara Penularan Gejala Rabies pada Manusia
Virus rabies masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka akibat gigitan atau cakaran. Selain itu, penularan juga bisa terjadi jika air liur hewan pengidap rabies mengenai selaput lendir seperti mata atau mulut. Virus kemudian bergerak perlahan melalui serabut saraf menuju otak.
Gejala Rabies Tidak Selalu Demam, Ini Alasannya
Mitos Demam Sebagai Gejala Utama Rabies
Banyak orang masih beranggapan bahwa demam adalah tanda pasti seseorang terinfeksi rabies. Namun, menurut para dokter, demam tidak selalu muncul pada tahap awal penyakit ini. Bahkan, sejumlah kasus rabies pada manusia tidak menunjukkan demam sama sekali hingga gejala lanjutan berkembang.
Penjelasan Gejala Rabies Medis Mengapa Demam Sering Absen
Berbeda dengan infeksi bakteri atau virus lain, virus rabies memiliki kemampuan “bersembunyi” dari sistem kekebalan tubuh selama masa inkubasi. Virus ini langsung menyusup ke sistem saraf tanpa memicu peradangan hebat di tubuh, sehingga gejala umum seperti demam bisa tidak muncul sama sekali.
Gejala Awal Rabies yang Sering Diabaikan
Gejala di Area Luka Gejala Rabies
Beberapa gejala rabies pada tahap awal meliputi:
- Rasa nyeri, gatal, atau kesemutan di area bekas gigitan, jauh sebelum gejala sistemik lain muncul.
- Luka gigitan yang tampak sembuh namun terasa “aneh” atau tidak nyaman.
Gejala Umum Lain
- Merasa lemas atau tidak enak badan
- Sakit kepala ringan
- Gangguan tidur atau kecemasan tanpa sebab jelas
- Penurunan nafsu makan
Karena tidak khas dan kadang tanpa demam, gejala ini sering dianggap sepele dan diabaikan.
Gejala Lanjutan Rabies yang Khas dan Fatal
Gangguan Sistem Saraf
Jika virus sudah mencapai otak, penderita mulai menunjukkan gejala berat, antara lain:
- Hidrofobia (takut air) karena kejang otot tenggorokan saat menelan air
- Aerofobia (takut angin) karena kejang otot saat terkena hembusan angin
- Kejang, agitasi, dan perilaku agresif
- Halusinasi, disorientasi, bahkan koma
Gejala Fisik Lain
- Hipersalivasi atau mulut berbusa
- Kelumpuhan otot, mulai dari bagian tubuh tertentu lalu menyebar
- Sulit bernapas
Pada tahap ini, peluang penyembuhan sangat kecil dan hampir selalu berakhir fatal.
Masa Inkubasi dan Kecepatan Perburukan Rabies
Masa Inkubasi Rabies
Gejala bisa muncul tiba-tiba setelah masa laten yang panjang, sehingga penting untuk selalu waspada meski luka gigitan tampak kecil.
Pentingnya Penanganan Dini
Pemberian vaksin anti rabies segera setelah gigitan hewan penular sangat efektif mencegah virus mencapai otak. Jika sudah timbul gejala saraf, pengobatan hampir tidak dapat menyelamatkan nyawa.
Kapan Harus Waspada dan Segera ke Dokter?
Situasi yang Harus Diwaspadai
- Digigit atau dicakar hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak jelas status vaksinasinya.
- Luka di area kepala, wajah, leher, dan jari (dekat saraf utama).
- Muncul gejala aneh di area luka beberapa hari atau minggu setelah gigitan, meski tanpa demam.
Prosedur Penanganan Darurat
- Segera cuci luka dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit.
- Segera ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) jika direkomendasikan dokter.
Pencegahan Rabies Lebih Baik daripada Pengobatan
Vaksinasi Hewan Peliharaan
Selalu pastikan anjing dan kucing di rumah mendapat vaksin rabies secara rutin untuk mencegah penularan ke manusia.
Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Jangan menunggu demam atau gejala berat lainnya sebelum mencari pertolongan. Edukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap gigitan atau cakaran hewan sangat penting untuk mencegah kematian akibat rabies.
Rabies Tak Selalu Dimulai dengan Demam
Rabies adalah penyakit infeksi saraf yang sangat mematikan dan gejalanya sering kali tanpa demam pada tahap awal. Jangan remehkan gigitan atau cakaran hewan apa pun, meski luka tampak ringan dan tanpa demam. Penanganan cepat dan tepat adalah kunci pencegahan kematian akibat rabies.